Kenapa Saya Selalu Salah Dimata Keluarga

Kenapa Saya Selalu Salah Dimata Keluarga

Hari ini tepat di sore hari, ku duduk dalam kesendirian, kesepian merenungi perjalanan hidupku dalam usia 20 tahun ini. Belum ada suatu hal yang membanggakan dan membahagiakan di dalam hidupku, semuanya hanyalah titik-titik air mata yang turun memmbahasi pipi yang penuh jerawat ini, karena beban pikiran yang selalu ada. Beban pikiran yang berasal dari orang-orang di sekelilingku. Mereka yang selalu menggerogoti pikiranku, melarang ini melarang itu dan harus begini.. hidup yang serba aturan,  hidup yang serba makian, hidup yang penuh dengan undang- undang.

Namun, ketika ku beranjak dari duduk perenungan , ketika kuingin melakukan suatu hal yang di luar keinginan mereka, apa yang mereka katakan adalah apa yang membuatmu seperti ini, apakah karena seorang laki-laki, seorang anak durhaka, dan lontaran-lontaran hujatan yang tidak asing lagi di telinga ini. Yang membuatku kadang meneteskan air mata tidak tahu apa yang sedang kurasakan.

Kenapa selalu seperti ini, mulai dari bangun tidur, semua hal harus di atur, sampai jam 10.00 pagi aku membersihkan rumah, dan terkadang hanya memasak nasi dan air panas. Karena hanya itu tanggung jawab yang diberikan, tidak pernah ku di beri kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Dan ketika ku ijinkan untuk memasak atau lainnya yang jarang ku lakukan, selalunya saja melakukan kesalahan,  salah, salah, dan salah.

Aku di anggap oleh mereka orang yang bodoh, orang yang tidak tahu bertanya dan lainnya, akan tetapi kenapa ketika ku bertanya, jawaban apa yang mereka lontarkan kepadaku, " sudah beberapa kali aku mengajarimu mengenai hal ini, kenapa kamu belum tahu juga, dasar anak bodoh, (dengan suara  dan marah dan memukulku dengan apapun yang dia pegang, entah itu piring, gelas dan tangannya)".

Hampir setiap hari itu terjadi, ketika hal itu terjadi, selalu saja aku melakukan kesalahan yang sama, karena ketika dia memarahiku dengan berbagai hal yang tidak ku tahu asalnya, aku selalu mengelak dan mengatakan tidak pada suatu hal yang tidak pernah terjadi padaku.. inilah diriku yang tidak ingin dianggap jelek di mata mereka baik dalam hal apapun.

Hal ini terjadi, sudah lama sekali mulai dari awal ku kecil sampai sekarang ini, karena ku dibesarkan dengan cara keras hidup yang serba harus dilakukan menurut kemauan mereka, sehingga untuk mengatakan dan mengungkapkan perasaan sayang, cinta, benci dan lainnya ini tidak pernah tercurahkan kepada orang-orang disekitarku.. aku hanya ingin mengatakan kepada mereka bahwa aku ingin seperti ini,  aku tidak ingin melakukan ini dan lainnya.

Akankah hal itu terjadi ATAUKAH hanya dalam angan-anganku saja. Semua rasa itu hanya akan tersimpan di dalam pikiran dan lubuk hati ini, karen tidak pernah ada orang yang mau mengerti dan mendengar jeritan hati ini... jeritan hati orang yang tertutup, jeritan hati seorang anak manusia yang tidak pernah mencinta dan dicintai, sungguh kehidupan yang sangat menyedihkan untuk diceritakan.;;'''

Dan ketika ku menulis ini, air matapun jatuh tidak bisa tertahankan, membebaskan segala pikiran yang ada di otak ini yang tidak tahu harus ku ungkapkan kepada siapa, mungkin inilah caraku untuk mengeluarkan isi hati yang tidak pernah aku ungkapkan, dan tidak akan pernah ada yang ingin mendengarnya. Inilah aku yang hidup dalam pikiran dalam diam, serta perbutan dalam diam pula...

KARENADiam bukan berarti ku tak mampuDiam bukan berarti ku takutDiam bukan berarti tidak percaya diriDiam bukan karena ingin melepasmu

Tapi diam ku adalah bentuk kekuatan yang sangat besar yang ada di dalam jiwa, dengan memberikan kebebasan terhadap apapun yang ingin kamu lakukan dan membuatmu bahagia. Karena aku akan bahagia dalam keterpakuan dalam duduk melihat skenario kehidupan yang Allah ciptakan untukku. entah aku mampu menjalaninya ataukah aku akan terjatuh kembali dalam jurang perasaan terdalam dalam hati ini.

Terkadang diam ini, membuatku bahagia, akan tetapi bersamaan itu datang pula duka dalam diriku karena tak mampu memiliki mereka.

Lihat Cerpen Selengkapnya

Bacaan 1: Yes 48:17 – 19Injil: Mat 11:16 – 19

TEMAN-teman pernah ga sih selalu merasa tak ada yang benar dalam hidupmu? Apa saja yang kamu lakukan selalu disalahkan.

Padahal saat itu dilakukan orang lain, tidak ada yang mempermasalahkan.

Sudah berusaha melakukan yang terbaik, namun tetap disalahkan.

Seberapa sering kamu merasa tidak cukup baik dan berpikir kenapa aku selalu salah?

Kesalahan adalah sesuatu yang umum terjadi dan dari kesalahanlah setiap orang akan belajar menjadi lebih baik.

Kalau kamu tidak pernah salah justru jangan–jangan ada yang salah?

Yohanes pembaptis dan Tuhan Yesus pun mengalami penolakan. Apa pun yang dilakukan selalu salah.

Yohanes Pembaptis hidup secara sederhana namun dianggap kerasukan setan. Sedangkan Tuhan Yesus hadir ke dunia membawa sukacita, namun malah dianggap pemabuk dan teman orang berdosa.

“Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.”

Namun demikian, Tuhan Yesus tetap fokus pada tugas pengutusan-Nya. Kendati Ia ditolak oleh mereka yang menganggap dirinya bijaksana.

Tuhan tidak peduli terhadap segala “nyinyir” yang ditujukan kepada-Nya.

Pada akhirnya, hikmat ilahi akan menang dan meneguhkan tindakan-tindakan Yohanes Pembaptis serta Tuhan Yesus.

Nabi Yesaya menyatakan seruannya kepada bangsa Israel untuk taat kepada Allah.

Oleh ketaatan kepada-Nya, maka Allah akan memelihara mereka.

“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,..”

Jangan terlalu memikirkan jika segala sesuatu tidak terjadi sesuai harapan. Jangan biarkan kesalahan membuatmu semakin gagal.

Yohanes Pembaptis dan Yesus pun mengalami penolakan namun tetap fokus pada tugas pengutusan. Sebab hikmat ilahi pada akhirnya akan menang.

“Bagi orang yang tidak menyukaimu, selalu saja ada celah untuk melihatmu salah. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

Selalu Salah di Mata Keluarga Suami

Saya ibu dari 3 anak. Saya selalu bikin masalah menurut keluarga dari suami dari mertua sampai uwa, bibi, kakak ipar, adik ipar, sampai anak-anak mereka dan ponakan selalu anggap saya salah. Berani membentak dan menyalahkan. Mereka selalu menghakimiku tanpa ada kesempatan saya memberikan penjelasanya. Saya tidak tahu, bagaimana semua yang saya lakukan selalu salah. Kadang tidak ngerti semua orang dan keluarga dari suami menjauhi saya. Saya tidak pernah mengusik hubungan orang lain tetapi mereka berani menganggu rumah tangga saya. Aku dah sering mau pisah sama suami akibat pertengkaran kecil dari keluarganya. Saya bisa saja pisah sama suami tetapi saya menghawatirkan anak-anak saya yg masih butuh perhatian saya. Terima kasih mohon tanggapan, apa yang seharusnya saya lakukan. LM – Perempuan

Memang menjalin hubungan dengan mertua atau ipar dan keluarga besarnya bukan sesuatu yang mudah, karena kadang-kadang bertentangan dengan apa yang kita inginkan atau harapkan. Sering merasa disalahkan terus menerus, pasti membuat kita merasa sedih dan dapat berkembang menjadi rasa kecewa, merasa tidak dimengerti yang akhirnya bisa berpengaruh terhadap hubungan kita dengan pasangan di dalam perkawinan.

Setiap perkataan atau perbuatan mertua yang disampaikan seperti menyalahkan diri kita, coba tanyakan kepada diri kita sendiri sebagai bahan evaluasi diri terkait dari benar atau tidaknya perkataan dari mertua atau ipar atau keluarga besarnya. Bila terbiasa melakukan evaluasi dan introspeksi terhadap perkataan orang terhadap kita, kita akan terbiasa untuk memilah milah mana perkataan yang bisa diabaikan, mana yang dijadikan introspeksi, dan mana yang perlu disampaikan kepada orang yang bersangkutan. Dalam hal ini mungkin juga bisa dengan menetapkan batasan yang jelas, tegas dan konsisten. Apalagi dengan banyaknya anggota keluarga dari suami yang sering melakukan hal yang tidak mengenakkan, akan lebih baik untuk membatasi diri. Dan coba perbaiki hubungan anda dengan suami anda. Ajaklah diskusi suami, buat suami berada dipihak istri. Karena yang bisa mengendalikan sikap keluarganya adalah suami anda dimana ia lah yang paham bagaimana karakteristik dari setiap anggota keluarganya.

Apabila suami selalu mudah distir oleh orang tua atau keluarga besarnya, hal itu bisa jadi bumerang dalam rumah tangga anda dan suami. Dan salah satu penyebab adanya kata perpisahan adalah ketika orang tua atau keluarga besarnya terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga anaknya. Komunikasikan baik-baik dengan suami, buatlah kesepakatan dengan suami agar suamilah yang menjadi jembatan untuk mengkomunikasikan apa yang terjadi dan bagaimana langkah yang seharusnya. Semoga membantu

Konsultasi ini dijawab oleh : Prapti Madyo Ratri, S.Psi, M.Psi, Psikolog

Untuk keperluan konsultasi offline untuk secara personal berkonsultasi intensif dengan para psikolog profesional kami. Bisa menghubungi KPT insight di nomor +62 851-5800-6558. Salam hangat dari tim konsultasi online Fakultas Psikologi UMK.

Kenapa Aku Selalu Salah?

"Hai kakak Generasi Zeru, aku mau curhat kak. Aku itu merasa apa yang aku lakukan selalu salah di mata mama. Sepertinya ya kak, apa yang sudah aku lakukan itu benar, tapi tetap saja salah bagi mama. Bagaimana ya kak agar aku tidak merasa mama posesif banget sama aku kak?” Via, 0822830xxxxx.

Seperti itulah isi pesan Via kepada Generasi Zeru melalui Whatsapp. Pesan yang disampaikan Via ini sebenarnya merupakan satu dari ribuan keluhan anak muda yang sering sekali disampaikan kepada tim konselor Generasi Zeru. Ketika ditanyakan oleh konselor perihal penyebabnya, seperti inilah percakapan Via dengan konselor Generasi Zeru.

“Misalnya seperti ini kak, aku di rumah selalu disalahkan. Ketika aku sedang bermain handphone di waktu kosong, tiba-tiba mama ngomel dan berkata kalau aku selalu bermain handphone tanpa kenal waktu. Padahal waktu belajar sudah aku atur rapi tapi buat mama selalu salah, sebab mama tidak pernah lihat ketika aku belajar. Aku juga sempat berontak, karena terlalu diperlakukan seperti itu. Aku kabur dari rumah, tapi mama sepertinya tidak peduli dan tidak mencari aku. Aku bosan dan tidak bisa sabar kak. Biasanya aku selalu berontak dan aku tahu itu salah tapi kalau mama terlalu mengekang mana mungkin aku bisa sabar. Selain itu, mama selalu marah kalau aku pulang telat seharusnya kan mama bisa maklum ya kak sebab aku capek tapi aku malah dimarahi.” Via, 0822830xxxxx.

“Ketika kamu bermain handphone, apakah pekerjaan rumah sudah selesai atau seperti apa? Oh ya, kamu sudah berapa kali terlambat pulang ke rumah?” Konselor Generasi Zeru.

“Kalau pekerjaan rumah sudah ada si mbok kak. Mbok sering bantu merapikan rumah, tapi mama bilang Via harus bisa ini dan itu karena Via perempuan. Setahu aku semua yang diucapkan mama sudah aku kerjakan semua, cuma ya itu selalu salah. Dahulu sih aku berkali-kali terlambat kak, sekarang sudah tidak lagi. Tapi ya kak, kalau aku terlambat pulang sebentar saja kak sensi mama itu loh buat tambah kesal.” Via, 0822830xxxxx.

“Kakak setuju kalau perempuan memang harus bisa ini dan itu, artinya harus bisa mandiri. Sebab tidak selamanya kamu mengandalkan mbok dirumah. Nantinya kalau kamu sudah memiliki keluarga sendiri, keluarga kamu tidak akan diurus sama mbok kan? Oh ya, mungkin mama sedikit kecewa karena kamu melanggar perjanjian untuk tidak pulang terlambat.” Konselor Generasi Zeru.

“Iya kak, jadi aku harus bagaimana ya? Kalau sama mama sebenarnya terlihat akur kak, hanya cuek saja. Mama sibuk dan aku juga tidak mau tahu urusan mama. Aku sering di rumah dan jarang mengobrol kalau mama sedang ada di rumah. Makin hari aku kangen juga ingin dipeluk mama, aku ingin minta maaf kak” Via, 0822830xxxxx.

“Coba perbaiki hubungan sama mama. Minta maaf dengan tulus dan jangan mengulangi kesalahan yang sama. Kesempatan sama mama gak akan datang dua kali loh. Kalau kamu sudah kuliah, yang memungkinkan kamu akan jauh dari mama, pasti kamu akan kangen dan nasihat-nasihat mama akan kamu ingat selalu. Kalau kamu sudah berumah tangga nantinya, mama juga tidak bisa ikut campur di dalamnya. Dimengerti saja, seorang ibu memang agak cerewet tapi cerewetnya itu yang membuat kamu akan kangen.” Konselor Generasi Zeru.

“Iya kak, terima kasih untuk sarannya. Aku lega kak, walaupun mamaku galak tapi aku sudah harus bisa memahami kalau semua itu memang untuk kebaikanku. Aku akan berubah menjadi lebih baik dan menurut kepada mama. Sebentar lagi aku lulus sekolah dan ketika kuliah pasti kangen sama semuanya. Terima kasih ya kak.” Via, 0822830xxxxx.

Jika Via bisa menemukan solusi atas permasalahannya dan bersedia untuk hidup menjadi lebih baik lagi, maka anak muda lainnya pun bisa. Mari bantu anak-anak muda seperti Via untuk menjadi generasi yang sesuai dengan kebenaran Tuhan. Bantu mereka sebagai Mitra CBN! Daftarkan diri Anda melalui formulir di bawah artikel ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email. Mari bantu mereka meraih mimpi!